23 September 2011

Mengintip Kesiapan Palembang Jadi Tuan Rumah SEA Games 2011

 
Ajang perhelatan SEA Games tahun ini, selain di Jakarta, akan dilangsungkan juga di Palembang, Sumatera Selatan. Apa saja yang sudah dilakukan Palembang untuk menyambut acara ini?

Berikut pemaparan langsung Gubernur Sumsel, Alex Noerdin mengenai kesiapan wilayahnya.

"Banyak yang tidak percaya Sumsel siap untuk SEA Games, stadion akan segera selesai bulan Juni 2011," papar Alex mantab di depan Wakil Presiden Boediono beserta rombongan di Kawasan Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumsel, Jumat (21/1/2010).

Alex menjelaskan, jika seluruh pembangunan selesai, beberapa fasilitas olahraga di Palembang akan menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Dengan berapi-api, Alex memaparkan berbagai kecanggihan kawasan Jakabaring.

Contohnya, kolam renang yang akan dibangun, nantinya bisa dipanjang pendekan. Mulai dari menjadi 25 meter hingga 50 meter.

Lantainya tidak lagi menggunakan porselen, seperti kolam renang pada umumnya. Bahan yang akan digunakan adalah stainless steel. Belum lagi kecanggihan atap penutupnya.

"Dengan atap yang menyerap cahaya dan membuang panas di siang hari, malam hari akan berkilauan karena cahaya dari dalam," beber Alex sambil mengklaim hanya kolam renang di Beijing dan Palembang yang menggunakan teknologi seperti ini.

Contoh lainnya adalah pembuatan sport science center, lapangan atletik, serta membuat lapangan tembak terbaik di Asia. Dengan dana Rp 2,2 triliun, di tempat ini juga akan dibangun PLTG berkekuatan 4 x 7 MW. Dan tempat ini, janji Alex, akan menjadi kawasan hijau.

Namun dengan waktu yang tinggal hitungan bulan lagi, publik pantas ketar-ketir. Di sana sini, masih banyak fasilitas olahraga yang baru dibangun konstruksinya. Bahkan ada yang masih dalam tahap meratakan tanah.

Padahal muka Indonesia juga ditentukan oleh kesiapan Palembang. Namun kekhawatiran itu dibantah Alex.

"Ada 2.169 pekerja saat ini. Dan puncaknya nanti, bakal ada 3.500 orang yang bekerja siang malam," jawab Alex.

08 September 2011

Bahrain Permalukan Indonesia













Duo gol dari Bahrain membuat Indonesia kembali gagal memetik poin di pertandingan kedua Grup E Kualifikasi Piala Dunia 2014, di Gelora Utama Bung Karno, Selasa (06/9)

Penampilan Indonesia cukup menjanjikan di awal pertandingan, kerjasama Cristian Gonzalez dan Boaz Solossa di lini depan mampu merepotkan barisan pertahanan Bahrain. Namun perlahan Bahrain bisa menguasai permainan dan menciptakan 3 peluang bersih di 15 menit pertama. Ismaeel menyia-nyiakan peluang di kotak penalti Indonesia, sementara tendangan Faouzi Mubarak, yang berdiri bebas di dalam kotak penalti Indonesia masih bisa ditepis oleh Markus Harison.

Indonesia mencoba membalas melalui tendangan bebas Bambang Pamungkas di menit ke-15 dan melalui tandukan memanfaatkan umpan Boaz dari sisi kanan 3 menit berselang. Sayang bola tandukan Bambang masih melebar di sisi gawang Bahrain.

Markus Harison sempat menjadi pahlawan bagi Indonesia kala mematahkan serangan frontal yang dilancarkan pemain Bahrain pada pertengahan babak pertama. Cobaan berat juga dialami oleh barisan pertahanan Indonesia ketika Faouzi Mubarak yang lepas dari pengawalan, berhasil masuk ke kotak penalti Indonesia, beruntung Hamka Hamzah datang tepat pada waktunya untuk menutup pergerakan lawan.

Banyak mengandalkan umpan-umpan panjang, buruknya koordinasi di lini belakang dan juga jarak antar lini yang terlalu jauh membuat pemain Indonesia seperti kelimpungan meladeni permainan Bahrain.

Akhirnya petaka itu datang juga di menit akhir pertandingan, Saeed Ebrahim yang menembus sisi kanan kotak penalti Indonesia berhasil melepas tendangan diagonal yang tak mampu ditepis oleh Markus dan membawa Bahrain memimpin di babak pertama.

Sadar jika timnya banyak kehilangan bola di lini tengah, pelatih Wim Rijsbergen menarik keluar Firman Utina untuk memberikan tempat kepada gelandang bertipe petarung seperti Haryono di awal babak kedua.

Tampil habis-habisan di babak pertama cukup berpengaruh kepada kondisi fisik kedua tim, tempo permainan kini menjadi lebih lambat. Hal ini dimanfaatkan oleh Indonesia untuk secara perlahan membangun serangan ke gawang Bahrain. Namun lagi-lagi buruknya koordinasi antar lini membuat serangan Indonesia kandas.

Di tengah menurunnya tempo permainan, Bahrain berhasil mencuri satu gol lewat kaki Ismaeel Abdullatif di menit ke-71. M.Roby dan Hamka Hamzah yang jauh meninggalkan posnya dimanfaatkan dengan baik oleh Ismaeel Abdullatif yang lepas dari jebakan offside untuk memperdaya Markus Harison. Indonesia kini tertinggal 2-0.

Pertandingan sempat terhenti ketika pertandingan menyisakan waktu 15 menit terdengar bunyi petasan dari tribun penonton. Pengawas pertandingan dari AFC meminta pertandingan dihentikan selama 15 menit untuk memberikan kesempatan kepada panitia guna menenangkan penonton di gelora Bung Karno. Sementara seluruh penggawa Bahrain diminta masuk ke kamar ganti.

Pertandingan kembali dilanjutkan setelah penonton berhasil ditenangkan, ketua PSSI, Djohar Arifin turun mengitari lapangan untuk meminta penonton agar tenang dan tidak menyalakan petasan.

Tidak ada gol tambahan di babak kedua sehingga hingga wasit meniup peluit panjang, dan Indonesia takluk 2-0 dari Bahrain.

Hasil ini membuat peluang Indonesia sedikit sulit tapi tetap terbuka untuk lolos ke fase berikutnya, sehingga pada pertandingan berikutnya melawan Qatar, Indonesia harus mampu meraih kemenangan.

Susunan Pemain Kedua Tim:

Indonesia: 1 Markus Harison; 2 Mohammad Nasuha (21 Supardi 58'), 23 Hamka Hamsah, 18 Benny Wahyudi, 16 Muhammad Roby; 15 Firman Utina (8 Haryono 46'), 19 Ahmad Bustomi (11 Ferdinand 77'), 22 M Ridwan, 7 Boaz Solossa, 20 Bambang Pamungkas, 9 Christian Gonzales.

Bahrain: 1 Sayed Mohamed Jaafar Sabt Abbas; 2 Mohamed Husain Mohamed Hasan, 3 Abdulla Abdulrahman Mohamed Marzooq, 4 Sayed Dhiya Saeed Ebrahim, 7 Hamad Rakea Humood Alaezi, 11 Ismaeel Abdullatif Ismaeel (8 8 Ahmed Ebrahim Mubarak Isa), 12 Faouzi Mubarak Aaish (13 Mahmood Abdulrahman Mohamed 90'), 15 Abdulla Ismaeel Omar, 16 Rashed Khalil Ebrahim Talha Alhooti, 17 Husain Ali Hasan Ali Mohamed, 10 Mohamed Ali Mohamed Tayeb Alalawi (6 Dawood Saad Salman Saad 67')

04 September 2011

Indonesia Gagal Curi Poin



Tim nasional Indonesia menelan kekalahan 0-3 saat melawan tim tuan rumah Iran pada leg pertama pertandingan kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 putaran ketiga zona Asia, Jumat (2/9/2011) malam. Uniknya, terjadinya dua gol pertama Iran berawal dari bola mati.

Iran memang tampil mengontrol pertandingan sejak menit-menit awal. Tim besutan Carlos Queiroz itu langsung melepaskan ancaman-ancaman. Farhad Majidi beberapa kali melakukan aksi yang cukup membahayakan gawang Indonesia yang dikawal oleh Markus Haris. Pada menit ke-15, misalnya, Majidi nyaris menggetarkan gawang Indonesia seusai memanfaatkan umpan silang Khosro Heydari. Beruntung, Markus dengan sigap memotong bola umpan Heydari.

Demi meredam tekanan lawan, Indonesia melakukan perangkap offside. Strategi itu cukup jitu, setidaknya hingga menit ke-30. Sementara Indonesia sesekali melakukan serangan balik. Namun, usaha Bambang Pamungkas dan kawan-kawan masih terlalu mudah dipatahkan oleh barisan pertahanan tim tuan rumah. Tim besutan Wim Rijsbergen itu kerap melakukan kesalahan dalam melepaskan umpan.

Meskipun demikian, Indonesia sempat melepaskan ancaman dari Bambang. Sayang, tembakan keras Bambang masih melayang di atas mistar.

Tidak ingin lawan semakin mengembangkan serangan, Iran balik menekan. Kedisiplinan barisan pertahanan Indonesia membuat peluang Iran kerap kandas.

Sejauh ini, Markus juga  tampil cukup bagus dalam menangkal tembakan-tembakan dan umpan-umpan berbahaya yang dilepaskan lawan.

Pada babak kedua, Indonesia dikejutkan dengan gol cepat yang diciptakan Iran. Memanfaatkan tendangan bebas dari sektor kiri, Javad Nekonam berhasil menanduk bola tanpa bisa diantisipasi Markus.

Tertinggal 0-1, Indonesia balik menekan tim tuan rumah. Muhammad Ilham dengan skill individunya berhasil melewati beberapa pemain lawan sebelum melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Sayang, tembakan Ilham masih melayang tinggi di atas mistar.

Usaha belum membuahkan hasil, Indonesia kembali kebobolan. Proses gol kedua Iran mirip seperti gol sebelumnya. Tendangan bebas Anderanik berhasil disundul Javad Nekonam pada menit ke-72. Markus hanya bisa terpaku melihat bola meluncur ke gawangnya sendiri.

Pada menit-menit akhir Indonesia lengah. Alhasil, Iran mampu memperbesar keunggulan berkat gol yang diciptakan Andranik Timotian. Gol itu pun memateraikan kemenangan Iran 3-0.

Susunan pemain:

Iran:
 Mahdi Rahmati; Khosro Heydari, Jalal Hosseini, Hadi Aghily; Javad Nekonam, Ghasem Hadadifar, Mehrdad Pooladi; Farhad Majidi, Ali Karimi, Mohammad Reza Khalatbari, Gholam Reza Rezaei (Hossein Mahini 60)

Indonesia: Markus Haris; Zulkifly Syukur, Muhammad Roby, Hamka Hamsah, Benny Wahyudi; Firman Utina (Oktovianus Maniani 80), Hariono, Muhammad Ridwan, Muhammad Ilham (Irfan Bachdim 60); Bambang Pamungkas, Cristian Gonzales