14 Desember 2013

Demi Cita-cita


Kadang ada yang harus dikorbankan demi cita-cita....

Sesuatu yang kita cintai kadang-kadang gak sejalan dengan apa yang kita cita-cita kan. Kita sukanya ini, tapi cita-cita kita malah itu.

Seperti gue, jujur gue suka sama pelajaran IPS. Sejak masih SD buku IPS emang selalu jadi bacaan favorit gue, kalau IPS itu diibaratkan sebagai cewek, gue udah sayang banget sama dia, rasanya tu gak mau lepas dari dia.

Tapi sayang, mimpi gue, cita-cita gue, impian gue, letaknya bukan di IPS. Gue mau gak mau harus ngorbanin 'sayangnya' gue ke IPS demi cita-cita, mimpi, dan impian gue. Berat sih emang, mungkin terlihat lebay, tapi jujur itulah yang gue rasain saat itu.

Yah begitulah, mimpi kadang tak sejalan dengan apa yang kita cintai. Untuk mendapatkan salah satunya, kita harus mengorbankan satu yang lain. Kalau bisa milih dua-duanya, ya tentu aja gue mau banget, sayangnya itu gak bisa, karena apa yang gue cita-citain dan apa yang gue cintai tadi itu bertolak belakang.

Tapi sih gak lepas gitu aja, gue masih suka aja tu sama pelajaran itu meski untuk sesaat gue gak mempelajarinya lagi. Ya intinya sih tidak terlalu meninggalkan.

Semua pilihan ada di tangan kita, apakah kita mau milih cita-cita? atau yang kita cintai? atau mau kedua-duanya? That's your choice....

12 November 2013

Mimpiku Tidak Akan Kubiarkan Hanya Akan Menjadi Sekedar Mimpi


Mimpi, angan-angan dari setiap manusia...

Kadang mimpi ada yang masuk akal, ada juga yang tidak...

Tapi mimpi itu harus dikejar selama masih ada peluang, bahkan walaupun peluang itu hanya secercah cahaya. Kalau menyerah sampai disitu, berarti kita semua sudah pasrah dengan apa yang terjadi di hidup ini, tidak ada lagi usaha untuk menjadi lebih baik.

Kalian tau? Orang sukses itu merupakan orang-orang yang mimpinya terwujudkan. Tapi tentunya dia gak cuma duduk manis aja menunggu mimpinya terwujud. Mereka tekun, usaha, bekerja keras, dan tidak menyerah walaupun gagal berjkali-kali.

Mereka dihina, diejek, dilecehkan orang-orang sekitarnya dengan kata-kata, "Emangnya bisa apa? Gak usah mimpi ketinggian, nanti kalau gak kewujud nyesal loh." Namun mereka tidak marah, tidak dendam, dan tetap tersenyum. Justru para penghinanya itulah yang sebelumnya berada diatas dia menjadi jatuh jauh darinya.

Mimpi itu ada untuk diwujudkan, bukan hanya menjadi angan-angan belaka.Mimpi hanya bisa diwujudkan dengan DUIT, yaitu Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakkal.

Para pemimpi telah membuktikan itu semua, lihatlah mereka sekarang, sungguh luar biasa...

Kisah-kisah para pemimpi itu sungguh menginspirasiku, kuharap juga begitu pada kalian......

Karena itulah, MIMPIKU TIDAK AKAN KUBIARKAN HANYA AKAN MENJADI SEKEDAR MIMPI.

Aku harus mampu mewujudkannya, tentunya itu gak mudah, tapi tentunya gak boleh nyerah hanya karna gagal sekali saja. Orang yang sukses itu merupakan orang yang telah gagal berkali-kali dan hampir putus asa untuk mewujudkan mimpinya.

Beruntung, mereka tidak sampai pad kata 'putus asa'. Mereka langsung bangkit dan lihatlah hasilnya....

Melihat itu semua, tentunya malu jika kita langsung menyerah dalam 1 percobaan saja.

MIMPIKU TIDAK AKAN KUBIARKAN HANYA AKAN MENJADI SEKEDAR MIMPI!!!!!!

09 November 2013

Anak Baru

A : "Anak baru ya?"
B : "Iya"
A : "Pindahan darimana?"
B : "...."

Percakapan diatas pasti akan selalu ada jika kita mendapatkan teman baru di sekolah kita. Nah, sekarang gue mengalaminya, tapi yang bertindak sebagai anak baru itu ya gue sendiri *kasian.

Jadi anak baru itu ada enaknya ada enggaknya. Enaknya, gue jadi dapat teman baru sehingga teman-teman gue pun makin banyak. Gak enaknya, teman yang gue dapat tu cuman di kelas doang, gak satu sekolah. Kalau dulu waktu di sekolah lama, gue dapat teman hampir 1 sekolah, gak cuman 1 kelas doang, sekarang sulit untuk begitu.

Gak enaknya juga kalau kita ada berbuat satu hal yang aneh menurut mereka namun sebenarnya itu sifat asli kita, kita malah dikatain bandel lah, nakal lah.

Aduh pusing.... 

Udah deh segini aja, ceritanya curhat ni, hehe :D

07 Oktober 2013

Sekolah Baru

Waduh, belum sempet gue lanjutin postingan 'Kelas Baru (Part 1)' gue udah pindah sekolah aja ni :( . Sedih banget nih karna harus berpisah dengan teman-teman terbaik gue yang ada di Pekanbaru. Tapi ya mau gimana lagi, mau gak mau ya gue harus tetap menjalaninya, namanya juga hidup, ye gak? Hehe :D

Gue pindah dari sini

Ke sini ni

Biar lebih jelasnya gue pindah dari SMA Negeri 6 Pekanbaru menuju SMA Negeri 8 Tangerang yang terletak di 2 pulau berbeda, jaraknya kurang lebih 1000-an kilometer, dan hanya butuh waktu 1,5 jam saja untuk sampai ke sini dengan menggunakan...........pesawat -_-

Gue pindah disaat yang tidak tepat, setelah gue mendapatkan teman-teman terbaik yang ada di pekanbaru, gue malah harus jauh dari mereka. Sedih banget ni :'(

Gue udah berada di sekolah baru ini sejak tanggal 4 September 2013, udah lewat sebulan sih tapi baru sempat keposting sekarang, hehe..

Untung aja temannya pada gokil-gokil, mereka gak nganggap gue seperti orang asing, tetapi seperti teman yang sudah tidak lama berjumpa. Jadinya kesedihan gue dapat cepat terobati *cielah walaupun kadang masih sering rindu-rindu gitu.

Ya inilah namanya hidup, ada pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi gue yakin, layaknya pertemuan, perpisahan pun gak ada yang abadi. Insya Allah gue bakal bertemu lagi dengan teman-teman terbaik gue ditempat dan waktu yang telah ditentukan-Nya. Aamiin :D

24 Juni 2013

Usaha itu Berbuah Manis

Alhamdulillah, setelah berjuang selama 6 bulan ini, akhirnya gue dapat mempertahankan yang gue raih semester kemaren

GUE DAPET JUARA 2 LAGII!!!!!!!

Momen ini menurut gue sangat emosional banget, karna gue gak nyangka bisa tetap mempertahankan 'gelar' itu. Sampai hari ini gue masih juga belum bisa percaya, tapi yang penting tetap alhamdulillah :D

Sebenarnya sih kalau menurut gue, semester ini gue lebih rajin daripada semester 1 kemaren. Tapi sayangnya gue sering banget telat ngumpulin tugas, yang ternyata berpengaruh besar sama nilai gue.

Pada penerimaan rapor mid semester, gue dapet rangking 5, akibat gue remed pelajaran Sosiologi. Turun dari mid pada semester 1 lalu dimana gue dapet rangking 3. Gue iri banget, teman gue yang awalnya dibawah gue malah sekarang berhasil 'mengangkangi' gue.

Tapi gue berpikir positif aja, mungkin mereka belajar lebih rajin dari gue. Dan dari hari itu gue mulai mencanangkan target harus bisa mempertahankan apa yang telah gue raih pada semester lalu, bahkan ingin meningkatkannya lagi.

Gue amalkan tuh pepatah man jadda wajada dan man shabara zhafira yang gue dapet dari novel favorit gue, yaitu Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna. Mungkin saat itu gue belum saatnya untuk dapat meraih hasil seperti semester lalu, jadi gue harus bersabar. Dan gue juga harus meningkatkan lagi belajar gue, harus lebih serius lagi, dan harus berjuang diatas rata-rata orang lain.

Banyak juga godaannya sih, tapi gue menolak untuk menyerah, gue harus belajar lebih giat, giat, dan giat lagi, agar gue dapat meraihnya lagi.

Dan ujian kenaikan kelas pun tiba. Pada saat gue belajar untuk hari pertama ujian, rumah gue malah mati lampu. Gue bertekad untuk menunggu sampai lampu idup, dan ironisnya gue malah ketiduran! Ya ketiduran, sial banget nasib gue. Dan paginya gue cuman sempet baca buku Agama Islam tanpa sempat belajar Fisika.

Gue mulai ujian dengan berdoa dan perasaan pesimistis karena usaha gue kurang banget. Alhamdulillah soalnya gak terlalu rumit, sehingga gue sukses melewati ujian Agama Islam. Dan pada pelajaran Fisika, gue kaget banget, karna ada pelajaran yang belum dipelajari tapi malah keluar di ujian itu. Dan akhirnya gue pasrah aja sama ujian Fisika karna gue sadar usaha gue kurang.

Belajar dari itu, gue pun bertekad untuk terus belajar sampai jam 3 dini hari setiap harinya. Tak lupa gue Shalat Tahajjud agar diberi kemudahan dalam menjawab berbagai soal ujian.

Ujian pun selesai, namun tetap ada yang mengganjal di hati, yaitu masalah remed. Gue takut banget kalau ada sampai yang remed. Gue udah tanamkan dalam hati bahwa ilmu itu lebih penting daripada nilai, tapi tetap aja gue gak tenang.

Dan ternyata kekhawatiran gue terbukti, gue remed pelajaran Sosiologi dan Bahasa Indonesia. Kenapa ya gue selalu bermasalah sama Sosiologi ni? Bingung gue jadinya. Kalau Bahasa Indonesia lebih ironis lagi, satu kelas semuanya remed!!!!! Gilak gak tu? Baru kali ini gue liat satu kelas remed semua.

Masalah remed pun selesai. Tapi, tetep aja gue gak tenang. Gue semakin berfikir musatahil untuk dapat mempertahankan apa yang gue dapat pada semester lalu, bagi gue nilai naik saja sudah cukup lah.

Hampir tiap hari sehabis ujian sampai menerima rapor gue Shalat Tahajjud terus sangking takutnya. Doa gue, ini ni :

"Ya Allah, bantulah hamba untuk dapat mempertahankan apa yang telah hamba raih pada semester lalu. Hamba tidak tahu apakah usaha hamba sudah maksimal, hamba sungguh sangat memohon padamu Ya Allah. Bantulah hamba untuk dapat membuat kedua orang tua bangga terhadap hamba Ya Allah. Aamiin."


 Ada kalanya gue hampir nangis tiap membaca doa ini. Pokoknya gue betul-betul takut ketika itu.

Dan hari penerimaan rapor pun tiba, gue pergi duluan naik motor. Dan ibu gue nyusul nanti karna harus menghadiri pernikahan kakak sepupu gue dulu.

Dan dibacakan lah nama siswa yang masuk 10 besar di kelas gue sama wali kelas gue, Pak Syukri namanya. Pak Syukri membacanya dari urutan ke-10. Jujur aja gue takut karna nama gue gak disebut-disebut dari tadi. Dan pada peringkat ke-2 Pak Syukri pun menyebut nama gue.

Alhamdulillah, itulah kata yang pertama kali keluar dari mulut gue dan berkali-kali terucap. Allah itu luar biasa, gue yang cuman berharap nilai gue naik awalnya akhirnya dapat mempertahankan apa yang gue raih pada semester lalu. Terimakasih Ya Allah.

Ini ni urutan 10 besar di kelas gue :

  1. Muhammad Firdaus Putra
  2. Fortinov Akbar Irdam (gue)
  3. Septy Ela Pratiwy
  4. Aulia Masta
  5. Suci Hidayati
  6. Maryani Aritonang
  7. Hergyta Putri Ayusanda
  8. Nadilla Asyanin
  9. Tassya Mayasafira
  10. Indriyana Naomi

Alhamdulillah, gue bukan cuma dapat mempertahankan apa yang gue raih, tapi nilai gue pun naik, walaupun ada beberapa pelajaran yang mengalami penurunan. Yang penting ilmunya dapat, itu yang lebih penting.

Dan yang lebih menggembirakan lagi gue pun masuk jurusan IPA pada kelas XI nanti. Ini pun semakin memperlebar jalan gue untuk meraih mimpi gue.

Terimakasih Ya Allah. Engkau sungguh maha pengabul doa dan engkau mampu memberikan sesuatu yang lebih dari yang diharapkan. Terimakasih Ya Allah.